Rena si Cewek Cuek Bebek Bikin Mewek
Telpon Rena tiba-tiba berdering, mengacaukan konsentrasinya menghayati sebuah novel chicklite romantis.
“Halo” jawab Rena.
“Ren, lu lagi dimana?” Tanya Ririn.
“Di kamar Rin, kenapa?”
“Coba deh liat keluar jendela, Arga di depan rumah lu tuh?”
“Hah? Ngapaen? Ya udah gue tutup dulu ya telponnya!”
Rena menengok keluar jendelanya, betapa terkejutnya saat melihat Arga di luar sedang melambaikan kedua tangannya bak superstar.
“Arga! Ngapain lu di situ?”
“Aku ke sini buat kamu Rena”.
“Sarap lu, pergi ngaak! Entar gue siram baru tau rasa”.
(Sambil menenteng sebuah ember berisi air yang akan dihadiahkan untuk Arga)
“Oh…Rena kok jahat sih ama AA’ Arga, AA’ kan cuma mau nyatan cinta AA yang tulus buat Rena”.
“Pergi engakkk” (Nadanya naik dua oktaf).
“Swarr” basah deh.
Rena menyiram Arga dalam sekejap mata dan akhirnya Arga mau meninggalkan rumah Rena dengan wajah yang tak lebih baik dari cucian yang belum kering.
******
Rena meneruskan bacaan novelnya, tapi penghayantannya tidak sesempurna tadi, padahal sebelum Arga merusaknya Rena telah mewek-mewek berjam-jam. Dalam hati ia memaki kesialannya gara-gara Arga “Ah… Arga sialan, ngapain dia ngejar-ngejar aku sebegitunya. Padahal ceweknya udah banyak banget di kampus”.
Pagi yang sangat cerah tidak senada dengan raut Rena yang sedikti masam. Dengan berteriak pada bus kota yang melintas setiap harinya, Rena berangkat ke kampus. Dia tidak sabar ingin curhat pada Ririn.
“Rin, nekat juga si Arga, mulai gila tuh anak!” cetusnya kesal.
“Yaaaa, derita lu. Sekarang dia lagi ngincer ellu tuh”.
“Gue heran sama Arga, kok mau-maunya nguber cewek standar banget kayak gue, lu tau sendiri kan hampirs ermua cewek di kampus ini udah pernah jalan sama dia. Termasuk ellu kan Rin!”
“Ya itu dulu, sekarang udah ada Rudi yang selalu jalan sama gua, dan pastinya setia mati tuh dia ama gue”.
“Trus menurut ellu gimana?”
“Secara logis emang, cowok sebeken dan sekeren di ngebet ame ellu, hahahaa”.
“Ngeledek gue?”
“Enggaak, soory deh ga’ bermaksud. Ren, coba deh pikirin. Ellu satu-satunya cewek yang belum pernah jalan sama dia. Lagian ni ya, meski tampang lu standar banget tapi ellu gokil banget!”
“Gokil apaan?”
“Ellu kan pinter, kayaknya dia penasaran sama cewek standar-otak pinter kayak ellu”.
******
Rena si cewek cuek bebek rupanya ekarang ada yang mengincarnya mati-matian. Ga’ nanggung-naggung, cowok itu Arga. Si playboy cap Tuna keren dari fakultas ilmu politik. “Wkakakakakakakaka…., Rena tergelak sendirian di kamarnya saat teringat wajah tolol Arga waktu disiram air bekas cucian. Wajah bloon si playboy yang cukup sebagai relaksasi baginya.
Memang sangat sulit baginya menerima seorang seperti Arga, dia trauma karena telah di tinggal mati sang pacar setahun yang lalu karena asma kronis. Hingga saat ini di dalam hati Rena masih ada dia, walaupun hanya tinggal bayang-bayangnya saja.
Sepulang kuliah, para mahasisiwa berjalan seliweran di trotoar jalanan. Rena dan Ririn berjalan “adem bin ayem” menuju halte bis. Belum sampai di situ, Rudi datang mendekati Ririn denagn sepeda ninja kawasakinya. Meski tubuhnya kering kerontang, siang ini ia terlihat lebih macho. Bak pangeran bermotor menjemput sang putri, dia mempersilahkan Ririn duduk di belakangnya.
“Duluan ya neng”, kata Rudi.
“Ya udah sana, jagain tuh sahabat gue jangan sampe lecet”.
“Oke boss”.
Sambil melambaikan tangannya pada Ririn yangmulai menjauh, tiba-tiba Arga muncul di tengah pandangan Rena, menghalangi pemandangan yang sejak tadi dinikmati.
“Butuh tumpangan neng?” goda Arga.
“Ga’ minat gue nebeng sama ellu, pergi sana. Lama-lama mata gua kiler ngeliat lu kelamaan!”
“Sadis banget, liat tuh mendung mau ujan. Ayo’!”.
“Iya deh, ini untuk pertama kali dan terakhir kalinya dalam hidup gue. Tapi lu jangan macem-macem ya?”
(Rena melamun sejenak sebelum naik ke MoGenya Arga)
“Kalo saja di ngapa-ngapain gue di jalan, gue timpuk lu” ujar Rena dalam hati.
Dan benar saja, belum sampai lima menit ia bersama Arga situasi sudah berubah.
Arga mengemudikan sepeda motornya ga’ beda waktu main tarik tambang, Rena kewalahan di belakangnya menahan jatuh. “Jiiiijay”!, pasti maksudnya agar Rena mau memeluknya, dasar cowok!
“TURUUUUUN” teriak Rena di keramaian lalu lintas.
“Lho..lho, kenapa neng?” Tanya Arga.
“Ellu cari kesempatan mau dipeluk-peluk?”
“Ehmmmm….enggak kok Ren, jlannya ja tuh banyak bolongannya sana sini”.
“Muke lu tuh banyak bolongan jerawatnnya, udah aha gue turun di sini aja. Sana, pergi!”
******
Hari ini tanggal 1 Januari, tepat hari ulang tahun Rena yang ke 20. Malang sekali nasibnya, sampai larut tengah malam tak ada satupun yang memberi ucapan selamat. Bahkan tadi siang, sahabatnya Ririnpun nyuekin dia. Ririn malah asyik pacaran sama Rudi.
“Bull Shit, papa-mama, Ririn, temen-temen, semuanya pada raja tega!” teriak Rena di kamrnya yamg terletak di lantai atas. Sudah semalaman dia nunggu ucapan “Happy Birthday”, tapi ga’ ada satupun. Menit-menit berlalu begitu cepat, Rena tak dapat memejamkan matanya.
Tapi tiba-tiba nyanyian Happy Birthday itu muncul dari bawah. Rupanya Arga bersama para pengamen jalanan sewannya memberikan surprise pada Rena. Dia menjadi orang pertama yang telah mengisi kekosongan Rena malam ini. Tak disangka, sudah berapa banyak cacian dari mulut cuek bebek Rena, Arga bersikeras mendapatkan hatinya.
Perlahan-lahan ia mulai luluh, namanya juga perempuan. Harap maklum!
******
Rena tiba di kelas agak kesiangan, gara-gara tadi malam surprise Arga yang kelamaan. Mukanya fresh kembali berbanding 180˚ dari kemaren, yang bagi senyum aja ogah. Ririn langsung menghampirinyanya sebelum sampai masuk.
“Ellu Rin, ngagetin aja. Mana pangeran pujaan hati lu? Entar dia ngambek lagi lu sama gue”.
“Sinis gitu Ren, eh sini dong gue mau nunjukin sesuatu!”
“Apaan?”
“Cepetan deh masuk aja!”
Ririn mendorong tubuh Rena sampai jatuh, tapi rasa sakit itu lenyap saat dilihatnya semua teman-teman berada di sekeliling dan bersorak-sorai mengucapkan selamat ulang tahun.
“OMG”!
Ruang kelas dihias edemikian rupa, Rena takjub melihat semua ini. Ia mengira-ngira kalo ini ide Arga, tapi masa ampe dua kali sih? Rena bingung.
“Udah Ren, ellu tenang aja. Pasti bigung kan siapa yang punya ide? Bentar lagi ellu tahu. Kemudian seorang cowok yang tak asing di mata Rena muncul membawakan kue bertuliskan “Rena si Cewek Cuek Bebek, I LOVE U”. Kemudia cowok itu mempersilahkan Rena untuk meniup lilin dan make a wish. Ternyata penggemar Rena bertambah satu lagi nih.
******
Hari ini memang penuh kejutan, saking shocknya Rena deg-degan tak kunjung usai sampai di rumah. Adi yang selama ini menjadi pesaing beratnya sejak SMA ternyata menyimpan perasaan yang begitu dalam padanya. “Bingung nih”. Adi adalah sosok cowok yang intelek abis, wajahnya memang tak setampan Arga, tapi dia setia. Itu menjadi nilai tambah buatnya.
Dari dulu Rena ingin punya cowok yang lebih pinter, selain bisa ngasih les gratis bisa juga disuruh rampungin tugas, kan jurusannya sama.Why not ?. Tapi gimana sama Arga, kapan lagi mau punya cowok sekeren dan sebeken dia. Kan bisa dipamerin kemana-mana, jadi symbol kalo meski wajah kita standar bisa juga gaet cowok di atas standar. Arga juga tahan banting dari semua ledekan Rena, kayaknya dia juga bakalan insyaf jadi playboy cap Tuna.
Surprise ulang tahun dari kedua cowok itu bener-bener bikin Rena melting, bingung deh pilih mana. Arga atau Adi?. Pertanyaan it uterus berusaha di jawab Rena hingga dini hari.
******
“Rin, tolong bagiin undangan ultah gue ya? Plis…gue K.O. nih!”
“Emang tadi malem ngapain aja? Trus keputusan buat Arga ama Adi gimana?”
“Ya itu, semaleman gue mikirin gimana nentuin nasib mereka”.
“Trus sekarang udah dapet jawabannya?”
“Uda dong, gue udah mutusin kok”.
“Wahh, hebat, so Arga apa Adi?
“Makanya cepet tuh bagi ke teman-teman jangan lupa Arga ma Adi juga ya. Nanti pas malem peryaan gue bakal ngumumin siapa yanh gue pilih”.
Besok malam adalah waktunya, Arga dan Adi diundang. Rena sangat merasa sangat mantap dan percaya diri atas keputusannya yang masih misterius itu. Hingga malam itu tiba, Rena tak tampak seperti si Cewek Cuek Bebek lagi tetapi si putri cantik yang dicintai para bebek =). Dia sangat anggun dan cantik dengan gaun simple chic berwarna gold.
Satu per satu tamu dipersilahkan masuk tak terkecuali Arga dan Adi. Arga datang dengan setelan tuksedo yang berwarna hitam pekat, menggambarkan kepribadiannya yang memang mempesona. Selain itu Adi juga datang dengan collar blousenya dipadu dengan black jaket, dia tampak gagah dan gentle.
Acara demi acara cepat berlalu, kini memasuki acara puncak. Ririn sebagai pemandu acara mempersilahkan Rena untuk meniup lilin dan make a wish untuk yang kedua kalinya setelah surprise Adi.
Nyanyian dan celotehan itu tuba-tiba hening saat tiba waktunya Rena mengumumukan keputusannya.
“Semuanya makasih banget sudah mau dating ke acara aku, karena kalian semua pesta ini meriah. Sekarang usiaku sudah genap 20 tahun, sudah cukup waktu untuk dibilang sebagai gadis dewasa yang dapat mengambil keputusan. Malam ini kalian semua jadi saksi keputusanku itu, keputusan yang sangat rumit untuk dipecahkan. Aku harus memilih antara Arga dan Adi. Arga, kamu adalah cowok keren dan beken pertama yang mau ngegebet aku, kamu juga ga’ pernah sakit hati waktu aku ledekin. Sebenernya aku nikmatin banget dikejar-kejar sama cowok seperti kamu. Dan Adi, kamu adalah cowok yang pinter dan udah jadi sainganku sejak SMA dulu. Aku bener-bener ga’ nyangka kalo kamu naroh perasaan spsial buat aku. Kamu juga cowok pinter pertama yang nembak aku. Maka, aku putusin……aku pilih kalian berdua jadi pacarku. Aku ga’ sanggup milih salah satu, karena terlalu berat buatku kalo harus nolak yang satu lagi. Perlu kalian ketahui juga, senadainya salah satu darikalian ga’ bisa terima atau malah kedua-duanya aku ga’ bakal milih satupun dari kalian buat jadi pacar!”
“Haaaaah? Bukan main kagetnya Adi dan Arga secara bersamaan. Padahal masing-masing dari mereka udah nyiapin sambutan seandainya terpilih, tapi Rena berkata lain. Dia memilih kedua-duanya, bukannya serakah, tapi ia telah berpikir lama jika hanya memilih salah satu. Seandainya ia ditinggal pergi tentu akan sangat menyakitkan.
Maka jika memiliki dua pacar sekaligus,ia akan sedikit terhibur jika salah satunya pergi. Tapi bagaimana dengan perasaan kedua cowok itu? Yah…tak ada rotan akar pun jadi. Mereka menerima keputusan Rena denagn tangan terbuka, sudah terlanjur cinta apa mau dikata???
Sejak peristiwa mengagetkan itu, teman-teman Rena yang diundang ke pestanya menyebut Rena sebagai si Cewek Cuek Bebek Bikin Mewek.
Written by : Riezha_granger@yahoo.com
(Riza Afita Surya) History, Education, Art, Social Enthusiastic
Total Tayangan Halaman
Cari Blog Ini
Mengenai Saya
Labels
Blog archive
- Maret 2019 (1)
- November 2017 (6)
- Oktober 2017 (1)
- Juli 2017 (3)
- Mei 2013 (3)
- Desember 2012 (1)
- Mei 2012 (1)
- Maret 2012 (3)
- Februari 2012 (13)
- Januari 2012 (17)
- Desember 2011 (8)
- November 2011 (15)
- Oktober 2011 (1)
- September 2011 (1)
- Juli 2011 (8)
- April 2011 (2)
- Maret 2011 (1)
- Desember 2010 (1)
- Oktober 2010 (7)
- September 2010 (1)
- Agustus 2010 (10)
- Juli 2010 (2)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (2)
- November 2009 (2)
Powered by WordPress
©
Rubrik Riza - Designed by Matt, Blogger templates by Blog and Web.
Powered by Blogger.
Powered by Blogger.
0 komentar: