Perkembangan Emosi
Kehidupan seseorang pada umumnya penuh dorongan dan minat untuk mencapai memiliki sesuatu. Perilaku seseorang dan munculnya berbagai kebutuhan disebabkan oleh dorongan dan minat. Perjalanan hidup tiap-tiap orang tidak selalu sama.
Perjalanan kehidupan masing-masing berjalan menurut polanya sendiri-sendiri. Seorang individu dalam merespon sesuatu lebih banyak diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan-pertimbangan objektif. Akan tetapi, pada saat-saat tertentu di dalam kehidupan, dorongan emosional banyak campur tangan dan mempengaruhi pemikiran-pemikiran dan tingkah lakunya.
Oleh karena itu, untuk memahami remaja memang perlu mengetahui apa yang ia lakukan dan pikirkan. Di samping itu, hal yang lebih penting untuk diketahui adalah apa yang mereka rasakan.
1. Pengertian Emosi
Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari-hari di sebut warna afektif. Warna afektif ini kadang-kadang lemah, kuat, dan samar. Dalam hal warna afektif tersebut kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lenih mendalam, lenih lujas, dan lebih terarah.
Jadi, emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam emosi diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
Emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
2. Karakteristik Perkembangan Emosi
Masa remaja dianggap sebgai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketengangan emosi meninggi sebagi akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan social baru. Remaja sendiri menyadari bahwa aspek-aspek emosional dalam kehidupan adalah penting. Berikutnya akan dibahas beberapa kondisi emosional remaja seperti ; cinta/kasih sayang, gembira, kemarahan, dan permusuhan, ketakutan dan kecemasan.
a. Cinta/Kasih Sayang
Factor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya mendapatkan cinta dari orang lain. Kebutuhan utnuk member dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupun kebutuhan-kebutuhan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja yang berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan besar kemungkinan disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
b. Gembira
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila ia jatuh cinta dan cintanya mendapat sambutan oleh yang dicintai.
c. Kemarahan dan Permusuhan
Rasa marah merupakan gejal yang penting di antara emosi-emosi yang memainkan perasaan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian. Pertama, diantara emosi-emosi ini adalah cinta, di mana kita ketahui bahwa dicintai dan mencintai adalah gejala emosi bagi perkembangan pribadi yang sehat. Rasa marah juga penting untuk kehidupan, karena melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri.
Berikut empat factor yang sangat penting sehubungan dengan rasa marah.
1. Adanya kenyataan bahwa perasaan marah berhubungan dengan usaha untuk memiliki dirinya sendiri dan menjadi diri sendiri.
2. Pertimbangan penting lainnya adalh ketika individu mencapai masa remaja dia tidak hanya merupakan subjek kemarahan yang berkembang dan kemudian menajdi surut, tetapi juga mempunyai sikap-sikap di mana ada sisa kemarahan masa lalu.
3. Seringkali persaan marah sengaja disembunyikan dan seringkali tampak dalm bentuk samar-samar.
4. Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri.
d. Ketakutan dan Kecemasan
Semua remaja sedikit banyak takut terhadap waktu. Beberapa diantara mereka mersa takuit hanya pada kejadian-kejadian bila meraka dalam keadaan bahaya. Beberapa orang mengalami rasa takut secara berulang-ulang dalam kehidupan sehari-hari, atau karena mimpi-mimpi, atau karena pikiran-pikiran mereka sendiri.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock,1960:266).Kematangan dam belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi.
Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain:
1. Belajar dengan coba-coba
Cara belajar ini lebih umum digunakan pada masa kanak-kanak awal dibandingkan dengan sesudahnya, tetapi sepanjang perkembangannya tidak pernah ditinggalkan sama sekali
2. Belajar dengan cara meniru
Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi tertentu orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang di amati
3. Belajar dengan cara mempersamakan diri (learning by identification)
Disini anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.
4. Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini objek situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi.
5. Pelatihan atau belajar dibawah bimbingan dan pengawasan
Dengan pelatihan anak dirangsang untuk bereaksi terhdap rangsangan yang biasnya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah dari rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.
Hal ini berarti jika ingin memahami remaja,kita tidak hanya mengamati emosi-emosi yang secara terbuka ia tampakkan tetapi perlu berusaha mengerti emosi yang disembunyikan. Jadi emosi yang ditunjukkan mungkin merupakan selubung atau tutup bagi emosi yang disembunyikan.
Orang tua dan guru-guru hendaknya menyadari bahwa perubahan ekspresi yang tampak ini tidak berarti bahwa emosi tidak lagi berperan dalam kehidupan anak muda.
Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam ekspresi emosional. Bertambahnya pengetahuan dan pemanfaatan media massa atau keseluruhan latar belakang pengalaman, berpengaruh terhadap perubahan-perubahan emosional ini.
4. Hubungan Antara Emosi dan Tingkah Laku Pengaruh Emosi Terhadap Tingkah Laku.
Keadaan emosi yang menyenangkan dan relaks berfungsi sebagai alat pembantu untuk mencerna, sedangkan perasaan tidak enak atau tertekan menghambat pencernaan. Satu-satunya cara penyembuhan yang efektif adalah menghilangkan penyebab dari ketegangan emosi.
Keadaan emosi yang normal sangat bermanfaat bagi kesehatan, oleh karena itu kegembiraan yang berlebihan, ketakutan atau kecemasan hendaknya dihindari. Seseorang yang tidak mudah terganggu cenderung mempunyai pencernaan yang baik.
Dengan demikian rangsangan-rangsangan yang menghasilkan perasaan yang tidak menyenangkan, akan sangat mempengaruhi hasil belajar dan demikian pula rangsangan yang menghasilkan perasaan yang menyenangkan akan mempermudah siswa belajar.
5. Perbedaan Individual Dalam Perkembangan Emosi
Meskipun pola perkembangan emosi dapat diramalkan,tetap terdapat perbedaan dalam segi frekuensi,intensitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi dan juga saat pemunculannya.
Perbedaan itu sebagian disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf kemampuan intelektualnya dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan.
Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Anak-anak yang pandai bereaksi lebih emosional terhadap berbagai macam rangsangan dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai. Tetapi sebaliknya mereka juga cenderung lebih mampu mengendalikan ekspresi emosi.
6. Upaya Pengembangan Emosi Remaja dan Implikasinya Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Dalam kaitannya dengan emosi remaja awal yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka,maka satu-satunya hal yang dapat dilakukan oleh guru adalah konsisten dalam pengelolaan kelas dan memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh tanggung jawab.
Apabila ada ledakan-ledakan kemarahan sebaiknya kita memperkecil ledakan emosi tersebut,misalnya dengan jalan tindakan yang bijaksana dan lemah lembut,mengubah pokok pembicaraan dan memulai aktifitas baru.
Untuk menunjukkan kematangan mereka,para remaja terutama laki-laki sering kali merasa terdorong untuk menentang otoritas orang dewasa. Tampaknya cara yang paling baik untuk menghadapi pemberontakan para remaja adalah pertama,mencoba untuk mengerti mereka dan kedua,melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu siswa berhasil berprestasi dalam bidang yang di ajarkan.
Jadi terdapat berbagai cara mengendalikan lingkungan untuk menjamin pembinaan pola emosi yang di inginkan dan menghilangkan reaksi-reaksi emosional yang tidak di inginkan sebelum berkembang menjadi kebiasaan yang tertanam kuat.
(Riza Afita Surya) History, Education, Art, Social Enthusiastic
Arsip Blog
-
▼
2011
(36)
-
▼
November
(15)
- Napoleon Bonaparte
- TREN UK (I LOVE UK) 2
- HOW TO INCREASE YOUR CONFIDENCE
- Rumah Hantu di Berbagai Negara
- 10 tempat paling menyeramkan di dunia
- TIPS PRAKTIS MENULIS FIKSI
- MASAKAN PALING ENAK DI DUNIA
- CERPEN (LAGI)
- MYTH ...originally from Indonesia *Scared*
- PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
- MAKALAH DINASTI MAURYA
- Teori-teori Sosial lanjutan
- Konsep Dasar Ilmu Sosial
- Teori-teori Sosial
- TREN UK (I LOVE UK) 1
-
▼
November
(15)
Total Tayangan Halaman
Cari Blog Ini
Mengenai Saya
Labels
Blog archive
- Maret 2019 (1)
- November 2017 (6)
- Oktober 2017 (1)
- Juli 2017 (3)
- Mei 2013 (3)
- Desember 2012 (1)
- Mei 2012 (1)
- Maret 2012 (3)
- Februari 2012 (13)
- Januari 2012 (17)
- Desember 2011 (8)
- November 2011 (15)
- Oktober 2011 (1)
- September 2011 (1)
- Juli 2011 (8)
- April 2011 (2)
- Maret 2011 (1)
- Desember 2010 (1)
- Oktober 2010 (7)
- September 2010 (1)
- Agustus 2010 (10)
- Juli 2010 (2)
- Juni 2010 (1)
- Mei 2010 (2)
- November 2009 (2)
Powered by WordPress
©
Rubrik Riza - Designed by Matt, Blogger templates by Blog and Web.
Powered by Blogger.
Powered by Blogger.
0 komentar: