My Journey on Chasing Dreams (Dari Erasmus Mundus hingga LPDP) part 1

"Sometimes, life is about risking everything for a dream no one can see but you" ungkapan di atas sangat mewakili perjalananku maral melintang sebagai scolarship hunter. Sejak dinyatakan lulus S1 pendidikan sejarah Universitas Jember, saya memang membidik beberapa beasiswa tujuan keluar negeri, as going abroad is one of my biggest dream. But guess, it will not be easy! hahaha....kala itu diri ini cukup naif, merasa keren hanya karena IPK cum laude dan toefl ITP yang di atas 500. Saya tidak pernah benar-benar tahu apa itu IELTS (salah satu syarat inti untuk bisa kuliah di english speaking country dan sekitarnya), sampai bulan Oktober nekat/bonek/gak tahu diri ikut tes tsb di British Council Surabaya. Yah untuk urusan ini kemampuan bahasa Inggris saya cukup tahu diri lah, meski skor overall saya 6.0 dengan biaya 2,7 jeti (2015). Saya sedikit bingung harus menceritakan pengalaman mencari beasiswa dari mana, mengingat perjalan ini mirip-mirip drama seri yang belum diketahui jalan akhirnya. Oke, kita mulai saja dari percobaan pertama yaitu LPDP. Karena saya terlahir dari wilayah terpencil dan tertinggal bernama Situbondo, jadilah saya memilih kategori afirmasi. Waktu itu baru lulus, daftar saja pake surat keterangan lulus dan transkrip yang belum resmi pula. Semangat yang menggebu-gebu tapi tak dibarengi bekal yang mapan, itulah saya. Esai-esai saya tulis hanya dalam tempo beberapa hari, dalam hati "ah reviewer mana sempet baca!" yang penting skor toefl dan IPK saya tampak! dan saya salah besaaaar. It ended up with announcement "Maaf anda tidak lolos seleksi administrasi"...mak jleb. yes! pundak saya seolah kejatuhan genteng hingga tak mampu lagi mendongak ke depan. Kabur sudah bayangan saya untuk bisa jalan-jalan dan pamer foto ke temen-temen (niat saya kala itu memang kurang beres)...bersambung

0 komentar:

Posting Komentar

hai pembaca...